Monday, August 10, 2009

Dividend Yield

Juni ini boleh dibilang menjadi musim panen dividen. Krisis ternyata tak menghalangi perusahaan-perusahaan untuk membagikan dividen kepada para investornya. Guna mengukur seberapa menguntungkan dividen yang dibagikan, analis kerap memakai rasio bernama dividend yield. Apa sejatinya dividend yield?


DIVIDEND yield atau imbal hasil dividen adalah rasio nilai dividen terhadap harga saham. Dengan asumsi tidak ada kenaikan harga saham, dividend yield mencerminkan tingkat keuntungan investasi di suatu saham.

Dividend yield penting terutama bagi investor yang berorientasi pada penghasilan reguler. Caranya, Anda bisa membeli saham emiten yang memberi dividend yield tinggi dan rutin setiap tahun. Cara menghitung dividend yield cukup mudah. Yakni, membagi nilai dividen tahunan per saham dengan harga saham saat ini.

Ambil contoh, perusahaan ABC dan XYZ selalu membagi dividen. Tahun ini, ABC dan XYZ akan membagikan dividen final masing-masing Rp 10 per saham. Kini, harga saham ABC Rp 1.000 per saham dan harga saham XYZ Rp 2.000 per saham. Berarti, dividend yield saham ABC adalah 1% (10 : 1.000). Sedangkan, dividend yield saham XYZ cuma 0,5% (10 : 2.000).

Jika semua faktor lain setara, investor cenderung membeli saham ABC daripada XYZ. Sebab, saham ABC memberi laba lebih tinggi.

Dividend yield yang tinggi bisa berarti harga sahamnya masih murah atau dividen berikutnya mungkin akan lebih rendah. Sebaliknya, dividend yield yang rendah bisa berarti harga sahamnya sudah mahal atau dividen berikutnya bisa lebih tinggi.

Jadi, berapa patokan wajar dividend yield? Secara umum, dividend yield yang wajar adalah 2/3 yield obligasi berperingkat A. Jika kini yield obligasi berating A di Indonesia 12%, dividend yield yang wajar adalah sebesar 8%.


Published: KONTAN, 6 Juni 2009

3 comments: